Minggu, 19 Januari 2014

Pendidikan yang seharusnya

~sebuah opini~

       Pendidikan, sebuah kata yang sering kita dengar. Pendidikan, setiap orang pasti menjalaninya. Sering kita dengar, "sudah sekolah kok tidak tahu sopan santun? sekolah kok anarkis? sekolah kok suka tawuran?". Miris rasanya kalau melihat hal tersebut di TV, koran, atau bahkan terjadi di depan mata kita sendiri. Siapa yang bertanggunggung jawab? Guru, orang tua, atau anak tersebut?

        Mari kita renungkan sejenak,
Pernahkan mendengar istilah tri pusat pendidikan?
Istilah tersebut merujuk pada tiga komponen yang penting dalam mendidik seorang manusia. Komponen tersebut adalah sekolah, keluarga, dan masyarakat.

        Keluarga adalah lingkungan yang paling fundamental dalam membentuk karakter anak. Baik buruk sikap anak akan terbentuk berdasarkan didikan dan teladan orang tua dan keluarganya. Tak dapat dipungkiri akhir-akhir ini banyak sekali orang tua yang sangat memanjakan anaknya, memberikan semua yang anaknya minta. Hal itu diartikan sebagai wujud kasih sayang orang tua kepada anaknya. Sikap orang tua tersebut dapat berdampak buruk bagi anaknya, akan terbentuk sikap seperti egois, mau menang sendiri, tak bertanggung jawab, tidak disiplin, sampai sikap tidak memiliki sopan santun dan rasa hormat pada orang lain. Apakah orang tua telah lupa bahwa anak adalah titipan yang harus dididik sebaik mungkin agar dapat manjadi anak sholeh dan berguna bagi agama, keluarga, orang lain dan negaranya?
Miris sekali melihat anak yang menunjukkan sikap seperti itu.

Seharusnya kita sadari bersama, bahwa tanggung jawab dalam mendidik anak tak hanya dibebankan pada guru di sekolah, namun orang tua juga harus berperan aktif membentuk karakter anak dengan memberikan teladan yang baik dan bimbingan dalam keluarga yang agamis, demokratis dan penuh kasih sayang, serta memperhatikan lingkungan bergaul anak dalam masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar